Cerita Indah dan Bersejarah Tempat-Tempat Wisata Di Shanghai



Shanghai, yang kaya akan sejarah, modernitas dan ketegasan, tumbuh menjadi kota megapolitan dan berbagai tempat wisata di Shanghai pastinya begitu indah dan bersejarah. Walaupun dikenal sebagai kota berpenduduk terbanyak, yaitu sekitar 23 juta jiwa, Shanghai tetaplah sebuah kota yang glamour dengan segala ciri khasnya. Sejak tahun 1920-an, Shanghai telah menjadi penentu tren di Tiongkok dalam bidang mode, bisnis dan budaya. Kemodernan kota ini tak lantas menghilangkan ciri khas arsitektur bangunan tuanya dan jalanannya yang berkelok-kelok.

Menelusuri Sejarah Tempat-Tempat Wisata di Shanghai

Salah satu tempat wisata di Shanghai adalah di pusat kota, dimana disini dapat ditemukan kawasan bernama Bund, atau Waitan dalam bahasa Tiongkok, sebuah kawasan di tepian sungai dengan bangunan yang merupakan saksi bisu perubahan sebuah kota, dari desa nelayan menjadi kota megapolitan. Sulit dipercaya rasanya melihat Bund saat ini dengan fasad dan pemandangan yang indah. Bund, pada awalnya hanyalah sebuah daerah pinggir sungai yang becek dan tak menarik. 

Sebagai pelabuhan utama pada masa Dinasti Qing karena lokasinya yang berada di muara Sungai Yangtze, Shanghai terbuka bagi perdagangan internasional setelah Perang Candu pertama yang menghasilkan Perjanjian Nanking tahun 1842, membawa Shanghai pada tahun kejayaannya dan membuat orang-orang Inggris datang ke kota ini. Orang Inggrislah yang pertama kali menciptakan nama Bund, diambil dari bahasa Persia dan HIndustan yang berarti persinggahan. Negara-negara seperti Perancis, US, Jepang, Rusia, Italia, Jerman dan lain-lain juga ikut memberikan pengaruh dalam bentuk arsitektur yang kini dapat dilihat di sepanjang tepian sungai.

Bank, kedubes, perusahaan kargo dan hotel-hotel ikut andil menyemarakan "Wall Street of Asia" ini diawal tahun 20-a. Namun, selama masa pemerintahan Komunis di tahun 1950-an, Bund mengalami perubahan. Gedung-gedung lambat laun dikosongkan atau dialihfungsikan menjadi gedung pemerintahan. Pada tahun 70-an dan 80-an, gedung-gedung di Bund pelan-pelan dikembalikan kefungsinya semula, bersamaan dengan dibukanya kembali badan-badan keuangan dan hotel-hotel, Akhirnya, ditahun 90-an, Bund benar-benar bangkit. Setelah menghabiskan dana sekitar US$450 juta, gedung-gedung yang telah direnovasi itu resmi dibuka pada tahun 2010 bertepatan dengan diadakannya Shanghai World Expo. Kini, Bund menjadi cerminan dari Shanghai itu sendiri yang menawarkan seni, restoran kelas atas, serta kekayaan budaya, semua dalam satu tempat.

Mungkin kini tampaknya aneh, namun di tahun 1990 KFC pertama di Tiongkok yang mengambil tempat di No. 2, Bund ini (lokasi bekas Shanghai Club yang banyak didatangi para ekspatriat di tahun 1920) dipenuhi dengan antrean calon pembeli yang memanjang hingga keluar pintu demi mencicipi ayam goreng khas Amerika serta kentang tumbuk pendampingnya.

Namun, seiring meningkatnya selera masyarakat Shanghai, demikian pula yang terjadi dengan Bund. Kini di No. 2 terdapat Waldorf Astoria Shanghai, yang mengingatkan kembali pada kejayaan Bund di tahun 1920. KFC digantikan dengan replika Shanghai Club bar, sementara fasad hotelnya didesain dengan gaya arsitektur yang mengingatkan kita pada era 1910-an namun tetap menampilkan kesan elegan dari Waldorf Astoria.

Menariknya Tempat-Tempat Wisata di Shanghai

Masih di pusat kota, terdapat pula tempat wisata di Shanghai bernama Three on the Bund, sebuah tempat multi destinasi, di mana Shanghai Gallery of Art yang berada di lantai tiga gedung ini menyuguhkan karya-karya seni Asia, sementara semakin ke atas, Anda bisa menemukan restoran ala Perancis di Jean Georges, restoran ala Italia Mercato atau restoran berbintang Michelin Ubico, milik Chef Mauro Colagreco.

Three on the Bund,
Swatch Art Peace Hotel juga merupakan tempat yang menarik di Bund. Hotel ini menggabungkan antara fine dining, seni horologi, dan tempat para seniman menjalankan program residensi, bekerja serta memamerkan hasil karya mereka dalam satu atap. Brand-brand yang dimiliki Swatch Group seperti Breguet, Omega dan Blancpain memajang produk-produknya di lantai dasar. Di lantai lima terdapat Shook! yang menyajikan hidangan Timur dan Barat, sementara di lantai lainnya terdapat ruang pamer, kamar hotel serta workshop dimana para seniman sedang bekerja.

Jika tempat yang mengambil konsep three-in-one ini terlalu modern untuk Anda, maka Anda bisa mengunjungi tempat wisata di Shanghai lainnya sambil bernostalgia kembali ke masa lalu di Fairmont Peace Hotel. Dahulu dikenal dengan nama Sassoon House, bangunan yang berdiri tahun 1926 ini merupakan hotel pertama di dunia yang memiliki pendingin udara. Hotel ternama ini, pernah dikunjungi oleh Marlene Dietrich, Charlie Chaplin dan Noel Coward, yang menuliskan naskah Private Lives sambil terbaring di hotel ini karena flu. Old Jazz Band yang ada di hotel ini telah berumur 77 tahun, memainkan lagu-lagu jazz standar serta lagu-lagu favorit Shanghai zaman dahulu. Gaya Art Deco pun dapat dilihat di tiap sudut hotel, misalnya pada kaca patri Lalique, lantai dansa ballroom dan restoran Dragon Phoenix yang walaupun telah direnovasi pada tahun 2007, masih dijaga keasliannya.

Pada tahun 1930-an, Sassoon House merupakan pusat kegiatan Kota Shanghai, tetapi Bund kini tidak hanya terbatas pada bangunan-bangunan berasitektur lampau. Sebelah utara dan selatan Bund pun memiliki desainnya sendiri yang khas. Waterhouse, misalnya yang terletak di selatan Bund, dahulu di tahun 1930 merupakan sebuah gudang, namun kini bangunan ini tampil mempesona dan unik. Furnitur dari Arne Jacobsen dan Hans Wenger tampil cantik di antara dinding beton dan cat yang terkelupas. Selain itu, Jason Atherton-fronted restaurant Table No.1 adalah salah satu tempat yang harus dikunjungi di kota ini.

Tak jauh dari tempat itu, terdapat tempat wisata di Shanghai lainnya yakni komplek Cool Docks yang menyuguhkan beragam jajanan, minuman dan hiburan, dari India, Meksiko, dan barbeque ala Texas tersedia di tempat bekas dermaga ini. Terdapat pula pantai buatan di samping Huangpu bagi Anda yang ingin merasakan butiran pasir saat bermain di tepi sungai.

Di sebelah utara, di Waibadu Bridge yang bernilai historis, banyak terdapat bangunan-bangunan modern. Hyatt on the Bund berada tak jauh dari Shanghai International Cruise Terminal, yang didesain oleh Chicago arcithecs Sparch. Di terminal ini juga terdapat bar, restoran dan ruang pameran, sementara sudut-sudut terminalnya diapit oleh lampu-lampu yang menerangi Huangpu pada malam hari.

Jika Anda ingin melihat pemandangan dari tempat yang tinggi, Anda bisa pergi ke TOPS, menara tertinggi yang merupakan tempat wisata di Shanghai yang menyediakan tempat hang-out terkini di utara Bund. Berada di puncak Banyan Tree Shanghai on the Bund, TOPS menawarkan pemandangan yang dapat dilihat dari arah 180 derajat sehingga Anda bisa menyaksikan kawasan Bund tua dan Bund modern, serta gedung pencakar langit yang futuristik di Pudong. Baik kawasan selatan yang ceria dan bergaya, kawasan utara yang modern, atau pun suasana klasik di tengah kawasan Bund, sebagai melting pot dari segala yang terbaik yang ditawarkan Shanghai, Bund akan selalu siap membuat Anda berdecak kagum.
sumber : Majalah Colour Garuda Indonesia
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Mau Kemana ? Kemana pun Tiket.Com Aja 

Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment